Australian Value not Able to Control the TNI Indonesian Waters

Wednesday, January 8, 2014 | 12:55 pm
MI / Atet Dwi Pramadia
Metrotvnews.com
Translation by Google

Kupang: Indonesian National Army (TNI) was unable to prevent violations assessed by the waters of three Australian warships on December 19, 2013.

Violation of Indonesian waters by the Australian warship happen again on January 6, 2013. It was not prevented from Indonesian security forces.

Australian warships enter Indonesian waters up to 7 miles of coast of Rote Island, East Nusa Tenggara, to re mengiring sail boat transporting immigrants to the country.

The assessment was delivered by one of Australia's immigrants, Wednesday (8/1). "Australian Army says the Indonesian army was small. Not able to do anything about it," said Abdirashid Mohamed, 18, an immigrant from Somalia.

He recounts, during the voyage across the waters of Indonesia to Australia, the warship lights extinguished, including at night. Blackout was intended to fool the Indonesian security forces.

"We sailed almost close to the island of Rote then saw a boat in the distance. We thought that Indonesian warship, it was not," he said. By Australian-owned ship turns, Abdirashid asked to continue the road as Rote Island is near.

Meanwhile, Chairman of the West Timor Care Foundation Ferdi Tanoni urged the Indonesian government, especially the military so firmly to Australia. Because the presence of Australian warship in Indonesian waters without permission is harassment.

"Australian measures banish immigrants is an insult to Indonesian waters to be taken decisive action by the city," he said.

Middle Eastern immigrants were driven back to the Australian warship Indonesia twice. First on December 19, 2013 as many as 47 people. Both on January 6, 2014 as many as 45 people, bringing the total immigrants were accommodated in a hotel in the city as many as 93 people.

Kupang Immigration head Silvester Sililaba said immigrants accommodated at the hotel because immigration detention center (detention center) Kupang currently full. (Palce Amalo)

Editor: Pritchard Daneswari

Source: http://tinyurl.com/k3c4okp and http://translate.google.com.au/translate?hl=en&sl=id&u=http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/01/08/6/206086/Australia-Nilai-TNI-tidak-Mampu-Kendalikan-Perairan-Indonesia&prev=/search%3Fq%3DAustralia%2BNilai%2BTNI%2Btidak%2BMampu%2BKendalikan%2BPerairan%2BIndonesia%26biw%3D1280%26bih%3D878

Australia Nilai TNI tidak Mampu Kendalikan Perairan Indonesia
Rabu, 08 Januari 2014 | 12:55 WIB
MI/Atet Dwi Pramadia
TERKAIT

Metrotvnews.cim, Kupang: Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai tidak mampu mencegah pelanggaran perairan oleh tiga kapal perang Australia pada 19 Desember 2013.

Pelanggaran perairan Indonesia oleh kapal perang Australia terjadi lagi pada 6 Januari 2013. Itu pun tidak dicegah aparat keamanan Indonesia.

Kapal perang Australia masuk ke perairan Indonesia hingga 7 mil dari pesisir Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiring kembali perahu pengangkut imigran yang berlayar ke negara itu.

Penilaian pihak Australia itu disampaikan salah satu imigran, Rabu (8/1). "Tentara Australia bilang tentara Indonesia itu kecil. Tidak mampu berbuat apa-apa," kata Mohamed Abdirashid, 18, imigran asal Somalia.

Ia mengisahkan, selama pelayaran melintasi perairan Indonesia menuju Australia, lampu kapal perang tersebut dipadamkan termasuk pada malam hari. Pemadaman lampu tersebut bertujuan mengelabui aparat keamanan Indonesia.

"Kami berlayar hampir dekat ke Pulau Rote kemudian melihat perahu di kejauhan. Kami mengira itu kapal perang Indonesia, ternyata bukan," ujarnya. Oleh kapal yang ternyata milik Australia, Abdirashid diminta untuk terus jalan karena Pulau Rote sudah dekat.

Sementara itu, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mendesak Pemerintah Indonesia khususnya TNI agar tegas kepada Australia. Pasalnya, keberadaan kapal perang Australia di perairan Indonesia yang tanpa izin merupakan pelecehan.

"Tindakan Australia menghalau para imigran sampai perairan Indonesia merupakan pelecehan yang harus diambil tindakan tegas oleh Jakarta," katanya.

Imigran Timur Tengah yang dihalau kapal perang Australia kembali ke Indonesia sebanyak dua kali. Pertama pada 19 Desember 2013 sebanyak 47 orang. Kedua pada 6 Januari 2014 sebanyak 45 orang sehingga total imigran yang ditampung di sebuah hotel di Kota Kupang sebanyak 93 orang.

Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba mengatakan imigran ditampung di hotel karena Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang saat ini penuh. (Palce Amalo)

Editor: Prita Daneswari

X-URL:http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/01/08/6/206086/Australia-Nilai-TNI-tidak-Mampu-Kendalikan-Perairan-Indonesia

Back to sievx.com